Tidak ada perbedaan laki-laki dengan perempuan. Manu Smerti mengumpamakan perempuan seperti bumi/ pertiwi/ tanah dan laki-laki adalah benih atau bibit, antara bumi dan bibit mempunyai kedudukan dan peran yang sama dalam menciptakan kehidupan. Gambaran tentang peran perempuan, menjadi tolak ukur kebahagiaan dalam keluarga, masyarakat, dan bangsa.
Kedua, teori nurture, yang mengungkapkan bahwa perbedaan peran sosial lebih ditentukan oleh faktor budaya. Menurut teori ini pembagian peran laki-laki dan 19 Syarif Hidayatullah “Al-Qur’an dan Peran Publik Perempuan“, dalam Gender dan Islam: Teks dan Konteks, ed. Waryono Abdul Ghafur dan Muh.
adalah pembedaan laki-laki dan perempuan dilihat dari konstruksi sosial budaya (Elaine Showalter (ed.), 1989: 3). Dapat disimpulkan yakni gender merupakan pembedaan antara laki-laki dan perempuan yang didasarkan pada peran sosial budaya yang dikonstruk oleh masyarakat dan bisa diubah. Sedangkan jenis kelamin
anatara laki-laki dan perempuan dilihat dari segi nilai dan tingkah laku. Dalam pengertian lainnya gender merupakan peran dan tanggung jawab laki-laki dan perempuan dalam lingkup keluarga, masyarakat dan budaya. Sedangkan gender menurut para ahli ada beberapa pendapat, antara lain, gender merupakan perbedaan atau jenis kelamin yang
Beberapa hal yang perlu dikuatkan agar kemitrasejajaran ini terbentuk, antaralain: pertama, membangun cara pandang bahwa peran laki-laki dan perempuan adalah setara dalam rumah tangga baik dalam pengambilan keputusan, akses sumberdaya dan pengasuhan. Cara pandang yang setara akan mendorong saling mendukung suami dan istri dalam pengasuhan
Semakin fleksibel peran antara laki-laki dan perempuan dalam keluarga, maka akan semakin bahagia kehidupan pernikahannya. Temuan ini sangat menarik, khususnya bagi pembuat kebijakan dan pemuka agama, serta masyarakat luas. Ide dari peran fleksibel dalam pernikahan ini sejalan dengan karakteristik generasi milenial: Dinamis, energik dan tidak kaku.
Di samping itu, perempuan berperan ganda dalam rumah tangga dalam mendidik anak dan melayani kebutuhan keluarga (Putri & Anzari, 2021; Suradisastra, 1998;Lamazi, 2018). Perempuan dan Pertanian
Perempuan 9 Ratna Saptari dan Brigette Holzner, Op.Cit.,hal.50 adalah makhluk rasional, kemampuannya sama dengan laki-laki sehingga harus diberi hal yang sama juga dengan laki-laki.10 Industrialisasi dalam Perubahan Ekonomi Keluarga Salah satu cara berfikir mengenai alasan mengapa terjadi perubahan sosial dan transformasi sosial adalah
Peran tradisional yang sering kali diberikan kepada laki-laki atau perempuan dalam keluarga harus dikaji ulang dan diperbaharui. Semua anggota keluarga harus diberikan kesempatan untuk mengambil peran yang sesuai dengan minat, kemampuan, dan keinginan masing-masing individu, tanpa memandang jenis kelamin. Membangun Komunikasi yang Efektif
. hxahph7yg4.pages.dev/612hxahph7yg4.pages.dev/146hxahph7yg4.pages.dev/404hxahph7yg4.pages.dev/775hxahph7yg4.pages.dev/212hxahph7yg4.pages.dev/852hxahph7yg4.pages.dev/288hxahph7yg4.pages.dev/302hxahph7yg4.pages.dev/241hxahph7yg4.pages.dev/127hxahph7yg4.pages.dev/998hxahph7yg4.pages.dev/819hxahph7yg4.pages.dev/217hxahph7yg4.pages.dev/110hxahph7yg4.pages.dev/877
peran laki laki dan perempuan dalam keluarga